Wednesday, March 07, 2007
|
tersiksa sendirian
|
dari tatapan matamu, aku menerka, aku membaca, dan aku tahu ada yang tak beres; ada yang tak biasanya.
tapi sebenarnya aku berharap : bahwa aku tak tahu itu. aku tersiksa dengan hasil terkaan dan bacaan inderaku sendiri.
kubohongi diriku sendiri, berpura-pura tak tahu. kuanggap aku tak tahu apa-apa. kuanggap aku salah menerka keadaan. kuanggap aku salah membaca tanda.
namun, justru itu semakin menyiksaku..
sekarang, aku hanya bisa berharap aku salah menerka dan aku salah membaca. |
|
hak cipta oleh Unknown
11:09 AM
|
|
|
-
moko... hai, gue juga ngerti banget,, perasaan lo di puisi ini. kadang2 kita emang harus berpikir simple untuk segala sesuatunya, tapi kematangan dan kedewasaan membuatnya kita berpikir sepanjang lautan, walaupun sebenaranya kita baru jalan sepanjang selokan. nice to know that I have someone in common.. :)
|
|
<< halaman awal |
|
|
|
|
|
|
akuAdalah |
jurnalLalu |
arsipJurnal |
mataRantai |
infoBlog |
bukuTamu |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
jangan menyalin tanpa ijin.Blog Juga adalah Hasil Karya Cipta |
blognyasimoko.blogspot©2005-2007 |
|
moko...
hai, gue juga ngerti banget,, perasaan lo di puisi ini. kadang2 kita emang harus berpikir simple untuk segala sesuatunya, tapi kematangan dan kedewasaan membuatnya kita berpikir sepanjang lautan, walaupun sebenaranya kita baru jalan sepanjang selokan.
nice to know that I have someone in common.. :)